Pertama Kali Naik Kereta

July 26, 2017

Setelah dua minggu terkungkung dengan UAS yang cukup melelahkan. Dan sehari setelahnya berakhir, dengan planning yang bisa dibilang mendadak. Aku dan rombongan pengurus Al Khidmah UNAIR berangkat ke Pondok Al-Fithrah Malang untuk sowan. Ya, sekalian rihlah sih. Berangkat dari Stasiun Gubeng Surabaya ke Stasiun Kepanjen, pastinya naik kereta. That was my first time naik kereta. Katrok banget!

Karena planning yang mendadak tadi, wal hasil kami nggak dapet tiket duduk. Maklum, pesen tiketnya aja H-3 keberangkatan. Pun, tiket pulang juga dapet yang tanpa tempat duduk, dari Kediri ke Surabaya. Meeen! Dasar aku yang nggak pernah naik kereta, langsung mikir, "emang itu kita bakal literally nggak duduk ya selama perjalanan?".

Sambil nunggu kereta dateng
Pertanyaan itu dipatahkan ketika akhirnya kereta datang, dan kita masuk gerbong ngawur, dan nyari tempat duduk ngasal. Iya, asal diusir sama yang punya tempat. Kan mereka baru dapet hak itu setelah mereka dateng dan mau duduk. Alhamdulillah-nya, kita dapet jatah duduk hampir 2.5 jam perjalanan, sampe akhirnya ada bapak-bapak yang dateng, he seems the owner of the seat! Ya, akhirnya kita berdiri dan jalan ke satu gerbong di belakang, karena memang udah nggak ada tempat duduk lagi. Akhirnya, kita berdiri sekitar 30 menitan sampe tiba di Stasiun Kepanjen.

Nyampe Malang jam 11 lebih dikit. Langsung menuju ke pondok, dijemput salah seorang pihak sana. And finally, nyampe juga di pondok dan ada beberapa fakta yang baru kita tau. Pondok itu baru 9 tahun dan cuma ada santri putra, jadi belum ada pondok untuk santri putri di sana. Santri didominasi oleh masyarakat Madura. Hanya ada beberapa bangunan yang sudah didirikan, terutama masjid, yang merupakan ciri khas Pondok Al-Fithrah. Sisa bangunannya? Pepohonan mirip hutan, asri, nyaman, dan hawanya bikin ngantuk.

Setelah shalat dan makan siang, salah seorang ibu juru masak pondok, Bu Diah, mengajak rombongan perempuan untuk sekedar ngaso atau tidur di maktab yang sudah disediakan. Fyi, maktab itu sejenis rumah singgah untuk jama'ah. Setelah beristirahat cukup, shalat, dan mandi, malamnya kami menyusuri lingkungan sekitar, untuk mencari cemilan, bakso Ambon. Intinya malam itu dipake buat jalan-jalan di lingkungan baru. Sekitar jam 9 kita udah balik lagi ke maktab karena jam 3 dini hari, santri dan jama'ah termasuk dari rombongan kita, bakal berangkat ke Kediri.

***

Jam 1 semua udah pada bangun dan rebutan mandi. Setelah semuanya siap dan memastikan nggak ada barang yang ketinggalan di rumah Bu Diah, kita berangkat ke pondok dan menuju bus yang udah disediakan. 

Asri banget dah
Jama'ah tiba di daerah Mojo, Kediri sekitar jam 7 pagi, acara Majelis Dzikir baru dimulai. Masya Allah, ternyata ini majelis baru pertama diadakan di sini. Ya, semoga tahun-tahun selanjutnya bisa istiqomah. Setelah majelis selesai, satu hal yang membuatku malu dan sungkan. Kyai langsung ngespot kita, rombongan dari UNAIR, untuk langsung ikut ramah tamah di rumah salah seorang warga. Padahal jama'ah lain makan talaman di tenda. Kita bener-bener sungkan, bukan siapa-siapa, nggak ngasih apa-apa ke pondok, tapi diperlakukan kayak gitu.

Setelah acara ramah tamah selesai, rombongan 3 bus itu langsung balik ke pondok Malang. Tapi, kita, rombongan UNAIR, minta ijin Bu Diah buat turun di Stasiun Kediri. Karena memang pesen tiket dari Kediri ke Surabaya.

Mbolang nyari Stasiun Kediri
Waktu Dhuhur, kita putuskan buat langsung nyari masjid dan sedikit santai di sana. Lha wong jadwal kereta ke Surabaya aja baru jam 14.18. Tapi, dasar kita yang memang belum tau pasti lokasi stasiunnya akhirnya jam 13.00 kita putuskan buat ngelanjutin jalan ke stasiun. Dan ternyata, tempatnya deket banget, 5 menit udah nyampe. Bhak! Yaudah tetep aja kita putuskan buat nunggu di stasiun sembari ngecharge HP. Lumayan!

***

Dalam hati cuma membatin, "Semoga ada tempat kosong sampe Surabaya". Kereta dateng, dan kita langsung nyari seat ngasal dengan muka tembok bilang "nggak dapet tiket duduk, Pak." ketika ditanya seorang bapak. Namanya juga rejeki, meski sempet beberapa kali terusir dari satu kursi, tapi akhirnya selama perjalanan Kediri-Surabaya, kita nggak berdiri sama sekali. Alhamdulillah. Nyampe di Surabaya sekitar jam 19.00. 

Setelah tiba di Stasiun Gubeng
Ini perjalanan mbolang paling berfaedah menurutku. Semoga masih bisa diberikan kesempatan buat bisa safar bareng mereka lagi. Aku jadi inget sebuah ungkapan intinya untuk mengetahui karakter seseorang, ada 3 hal yang bisa dilakukan. Dua di antaranya, safar dengannya dan yang kedua makan dengannya. Mungkin ini postingan lebih ke curhat, yang jelek dibuang aja, dan semoga yang baik bisa diambil manfaatnya.

"Banyak maen, banyak manfaat, banyak pahala." - Ustad Hanan Attaki

You Might Also Like

0 komentar