Jakarta Story #3

September 10, 2018

Well, setelah 2 post tentang Jakarta. Let me continue it, and it may be the last part of Jakarta Story. Besides Ancol, aku dan rombongan memutuskan pergi ke Monas yang kebetulan bertepatan dengan hari Jumat. Kita berangkat jam sepuluhan dan nyampe sana kurang lebih jam sebelas. Then, we decided to mampir ke Masjid dulu untuk melaksanakan shalat Jumat bagi para bapak-bapak. Awalnya, kita, para ibu-ibu atau kaum wanita cuma mau nungguin jumatannya selesai then shalat dhuhur sendiri. Tapi ternyata di Istiqlal juga ada tempat khusus untuk jamaah putri yang ingin ikut shalat Jumat. Aku yang awalnya agak ragu karena nggak bawa mukenah, akhirnya decided to ikut shalat aja deh. Mukenahnya pakai gamis yang saat itu aku pakai. Alhamdulillah bisa ngerasain shalat Jumat di masjid terbesar se-Asia Tenggara itu. Pengen nangis lihat jamaah sebanyak itu. Keinget biasanya cuma bisa lihat di TV pas shalat Id.

Ohya, kebetulan pas hari itu, tanteku nggak ikut jalan-jalan. Beliau mau nyiapin wedding stuffs since keesokan harinya adalah hari resepsi saudaraku itu. It means that aku yang jadi koordinator perjalanan kali itu. Well, mimpin bapak-bapak, mak-mak, dan adik-adik yang jumlahnya nggak sedikit cukup menguras energi memang. Apalagi aku yang masih bocah gini, wkwk. Of course, ditemani adekku, Mitha. Setelah shalat jumat, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Monas dengan naik bus transjakarta khusus wisata bersejarah (lupa namanya) hihi.

Suasana shalat Jumat di Masjid Istiqlal. Foto ini diambil sebelum shalat dimulai :)



Sebenernya, sebelum memutuskan naik busway, kami sempet bingung whether ke Monas jalan kaki atau naik transjakarta. Tapi, setelah nanya-nanya ke satpam masjid, he suggested to take the bus. Akhirnya, kami naik ke lantai dua bus. Kebetulan saat itu, di kursi dasar hanya tersisa beberapa kursi saja. It was such a new experience for me. Luckily, itu bus nggak sekedar bus. Jadi, kayak ada tour guidenya gitu yang menjelaskan seputar objek-objek yang kami lewati. Beberapa menit kemudian, kami tiba di salah satu pintu Monas.

Busway lantai 2
Voila! Akhirnya rindu terobati! Satu hal yang beda between my visit kali ini dengan ketika SMA adalah kalau yang sekarang aku lebih banyak explore apa yang ada di Monas. Jadi aku dan rombongan memutuskan untuk masuk ke dalam tugu. Tapi, sebelum itu, kami yang sebelumnya sudah bawa bekal untuk makan siang, nyari tempat berteduh sambil menikmati santap siang. Ya, piknik ala-ala gitu. Setelah makan, akhirnya kami jalan mendekat ke tugu. Nggak lupa, pasti foto-foto. Manusiawi lah ya :D

Setelah sekian jam muter-muter, sampailah kami di pintu menuju tugu. Jadi sebelum masuk ke Monas, kami harus bayar tiket masuk yang harganya murah banget. Menurutku situs-situs kayak gini justru harus banyak dikunjungin. Dan dijamin, saat kamu di dalam tugu Monas, rasa nasionalismemu bakal meningkat drastis :') Jadi, harga tiket masuk terbagi jadi beberapa kategori. Sayangnya, saat kami kesana, fasilitas untuk ke puncak menara lagi tutup, jadi kami hanya bisa sampai cawan. Dan sebenernya sistem ticketingnya agak ribet sih, karena kita pake deposit-deposit gitu terus dapet J-Card yang bisa digunakan untuk fasilitas-fasilitas umum di Jakarta, kayak busway dll. Awalnya, salah satu rombonganku, ibu-ibu, kayak udah pasrah dan suggested mending nggak usah masuk since ngebingungin banget untuk ukuran orang-orang kayak kami. Wkwk. Tapi untungnya setelah mencoba mencerna, akhirnya kami putuskan untuk tetap masuk and it was totally great tho!

suasana antre tiket
suasana di cawan Monas
replika salah satu peristiwa bersejatah


Dari cawan, kami masuk ke dalam gedung yang sebenernya luas banget. Di dalam gedung itu ada miniatur bangunan dari Monumen Nasional itu sendiri. Ada banyak replika peristiwa-peristiwa bersejarah seperti dua contoh gambar di atas yang dilengkapi dengan sinopsis singkat. Dibuat sedemikian mirip dengan situasi aslinya. Bahkan, sampai detail hal sekecil "gelas teh" pun. Bener-bener merinding. Ditambah pas aku kesana, literally kayak momen-momen Agustusan gitu. :') Mau nangis rasanya. Setelah puas, mengamati gedung ini beserta printilan-printilannya. Kami memutuskan untuk naik ke bangunan di atasnya which will build our nationality as well yang literally megah banget :')




Setelah ngerasa sudah terlalu sore, kami memutuskan kembali dan nunggu metromini yang sebelumnya emang sudah disewa. Dari spot tugu ke gerbang utama, disediakan kereta untuk pengunjung. Again, sekaligus dijelaskan beberapa hal mengenai Monumen Nasional. Jadi, this place is very recommended to be visited if you are in Jakarta and like such historian thingy! Hope someday will be back to this place again. See you again, Jakarta!

You Might Also Like

0 komentar