Malaysia, I am Coming! #1

October 01, 2018

Bagi kalian yang sudah kenal deket sama aku pasti tau banget gimana ambisnya aku dengan impian-impian untuk bisa pergi ke luar negeri. Entah ke negara-negara ASEAN atau bahkan yang lainnya. Tahun ini, 2018, adalah tahun dimana salah satu dari pintaku Allah kabulkan. Alhamdulillah. Tepat enam bulan sebelum masa berlaku passport ku habis, Allah kasih jalan untuk pergi ke Malaysia.

Juli 2018
Bulan ini adalah titik dari segalanya bermula. Masih ingat betul, waktu itu aku masih dalam pengabdian masa KKN. Tiba-tiba salah seorang teman seorganisasi, sebut saja Diki, ngechat dan nanyain apakah aku free di tanggal 22-23 September 2018. Aku yang gabut ini ya sontak mengaamiinkan bahwa aku belum ada agenda di tanggal itu. Akhirnya, kami yang hanya bermodalkan yakin memulai tekad untuk mendaftar Asean Youth Conference 2018 yang bakal diadakan di International Islamic University Malaysia (IIUM). Sebuah pengalaman mengikuti konferensi pertama bagiku. Langkah pertama adalah membentuk tim, Diki sebagai inisiator memasrahkan perekrutan satu member lagi ke aku. Dengan segala dinamika pembentukan tim yang ada, akhirnya kami mengajak Diyya, sosok teman SMPku yang kebetulan seorganisasi juga denganku dan Diki saat ini, yakni UKMKI.

Obrolan kami berlanjut di sebuah grup Whatsapp. Kalau nggak salah deadline pengumpulan abstrak 15 hari setelah kami memulai obrolan di grup tersebut. Dengan kondisi aku yang masih dalam masa perantauan, akhirnya kami putuskan hanya berdiskusi terkait tema, inovasi dan sebagainya via grup. Bahkan, sampai detik-detik sebelum pengumpulan abstrak pun kami belum sempat bertatap muka. Semua dikerjakan secara virtual hihi. Sedikit kurang terkondisikan, terlebih masalah registrasi, administrasi dan lain sebagainya yang lumayan ribet. Alhamdulillah, modal sholawat dan doa serta sedikit ketidakyakinan akan substansi paper kami, detik itu pun kami submit abstrak menjelang pergantian hari. Jiwa mahasiswa deadliner pun diadu.

Agustus 2018
Setelah hari pengumpulan abstrak, kami hanya pasrah. Diterima syukur, nggak diterima juga nggak masalah. Eh, tapi saking baiknya Allah, kebetulan waktu itu aku lagi di Jakarta, kami dapat email yang intinya abstrak kami lolos dan diminta untuk mengumpulkan full paper. Percaya nggak percaya. Pada saat itu cuma modal yakin aja, terutama masalah biaya. Sepulang dari Jakarta yang kebetulan esoknya adalah hari pertama di semester 7, hal itu menjadi semangat baru sebagai pembuka semester yang-lumayan-ini. Aku berusaha keras nabung dan ngumpulin duit dari hasil les privat. Intinya, aku bener-bener narget nggak mau minta duit ke ibuk atau ayah di perjalanan kali ini.



Bulan Agustus kami habiskan untuk berdiskusi terkait substansi full paper kami. Tapi, sampai waktu penguploadan paper itu pun, bisa dihitung jari kami bertatap muka untuk diskusi. Bahkan, di malam terakhir batas pengumpulan paper itu, kami masih berkutat dengan isi paper yang belum ditranslate ke Bahasa Inggris, template paper pun apa adanya banget. Malam itu, kami ngerjakan di perpustakaan, bahkan sampe perpus ditutup pun (jam sepuluh, which is di Malaysia sudah jam sebelas malam), kami masih lanjut ngejar deadline di teras perpus, bertemankan nyamuk-nyamuk. Awalnya, kami nggak sadar akan perbedaan jam antara Indonesia dan Malaysia. Sampai pada injury time, kami baru bener-bener sadar kudu segera upload. Wuuuh, rasanya adrenalin terpacu banget. Nyaris dua menit sebelum ditutup, kami finally had uploaded the paper. Alhamdulillah, lega pol :') even though nggak begitu puas dengan paper kami yang ala kadarnya.

Untungnya, masih ada kesempatan reupload full paper dan materi presentasi (PPT) di beberapa hari setelahnya. Namanya mahasiswa emang suka banget dengan tantangan. Bahkan, again, kami mengupload final paper dan PPT itu juga di sisa-sisa waktu yang disediakan. Ah, nggak kapok aja yak hahaha. Ohya satu lagi, drama di hari terakhir itu adalah, terkait biaya administrasi yang Masya Allah, aku ngurus dari pagi, dan akhirnya sore baru bisa. Ini pun juga di injury time :') Jadi ceritanya, biaya administrasi ini harus ditransfer ke rekening Maybank. Nah, aku rencananya mau transfer tunai dari BRI. Tapi, teller berkata lain, beliau nyaranin aku untuk transfer via ATM yang udah ku coba like dari pagi sampai siang tapi masih gagal dan nggak bisa ngelakuin transaksi. Hari itu, Jumat, tepatnya jam setengah 3 sore, temenku nyaranin buat aku langsung ke kantor Maybank. 30 menit lagi bank tutup. Tanpa pikir panjang, aku yang saat itu sedang diskusi di perpus langsung tancap gas ke Kertajaya. Lokasi kantor Maybank terdekat. Dengan segala kekhawatiran, disana aku dibantu salah seorang security. Jeng...jeng...ternyata transfer via ATM pun berhasil :') Lah, kenapa di ATM BRI nggak bisa ya? Ah sudahlah, nggak penting. Yang lebih penting adalah akhirnya kami sudah menyelesaikan administrasi. Alhamdulillah semua berjalan lancar, ohya, di previous paper yang masih ala kadarnya banget itu untungnya masih bisa kami perbaiki, dari segi bahasa, konten, dan templatenya. Belum cukup sampai disitu, dua jam sebelum deadline pun aku baru banget mulai bikin PPTnya. Emang kudu banyak-banyak istighfar nih :'D Eits, again, Alhamdulillah, Allah masih tolong kami, semua urusan penguploadan akhirnya selesai sudah. Kami pun resmi tercatat sebagai peserta konferensi itu. What a day! Selanjutnya tinggal nunggu persiapan keberangkatan :')

To be continued...

You Might Also Like

0 komentar