The Day Malaysia! #1

October 02, 2018

Jumat, 21 September 2018

Hari itu adalah hari yang kami tunggu-tunggu. Perjalanan mandiri pertama kali ke negeri orang. Rasanya campur aduk, antara takut nyasar dan pengen ngerasain jadi backpacker ala-ala. Untungnya, beberapa bulan lalu, Diyya sempat mengunjungi Malaysia. Jadi, sedikit banyak taulah travel hacks and stuffs yang harus diperhatikan. Berdasarkan e-ticket yang sudah diterima, flight keberangkatan kami pukul 8.45 WIB dari Bandara Juanda ke KLIA 2. Kurang lebih tiga jam sebelum take off, mobil yang sudah kami pesan pun meluncur menuju airport. Begitu sampai di Terminal 2 Juanda, kami langsung masuk dan melalui security check yang pertama. Semua barang bawaan seperti koper, ransel termasuk hand bag bahkan sabuk dan jam tangan juga harus dimasukkan ke dalam mesin sensor.

Setelah melewati security check, kami langsung naik ke lantai dua untuk melakukan check-in. Ohya, sebelumnya, kami nggak pesan bagasi tambahan. Jadi, hanya memanfaatkan kapasitas cabin yang nggak boleh lebih dari 7 kg. Most of us, hanya bawa satu koper ukuran cabin dan tas tambahan yang mungkin untuk laptop, dompet atau dokumen penting lainnya. Karena sebelumnya kami sudah melakukan self-check in via online dan boarding pass pun sudah kami print, maka kami langsung mencari gate 7, tempat dimana pesawat kami akan diberangkatkan. Namun, sebelumnya, kami harus melewati serangkaian security check dan imigrasi yang Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Meski minuman kami sempat hampir disita. Ohya, tips nih kalau mau bepergian, usahakan selalu bawa botol kosong biar bisa diisi ulang kalau ada fasilitas air gratis. Lumayan bisa rada ngirit hihi. Satu hal lagi yang lucu, ketika kami sudah menemukan gate 7, kami langsung ambil antrean gitu aja, tanpa memperhatikan tujuan dan maskapai mana yang sedang dilayani. Eh, tiba-tiba pas giliran kami, petugasnya bilang kalau masih giliran penerbangan Garuda tujuan Singapore wkwkwk. Sontak kami pun langsung berbalik arah, dan duduk di ruang tunggu.

Setelah menunggu beberapa menit. Akhirnya, giliran kami pun tiba. Penerbangan akan ditempuh selama kurang lebih dua jam empat puluh menit. Jadi, kira-kira kami akan tiba di Malaysia pukul 12:20 waktu setempat (waktu Malaysia satu jam lebih cepat dari Indonesia). Jeng…jeng… Alhamdulillah penerbangan lancar and finally we have arrived there. Alhamdulillah, untuk ukuran backpacker pemula, KLIA 2 termasuk baik dan informatif dalam hal penunjuk arahnya. Untungnya, di seluruh sudut KLIA 2, terkoneksi wifi. Jadi, aku langsung ngabarin ayah ibuk kalo udah nyampe. Satu hal yang jadi perhatian kami adalah, beli kartu paketan. Karena kami akan menjelajah negeri orang tanpa guide dan depends on the internet banget, terlebih untuk pesan grab, maka kami nargetin harus dapat paketan sebelum meninggalkan airport.

Serangkaian imigrasi dan lain-lain pun selesai, kami langsung menuju pintu keluar. Dan benar memang, welcome to the jungle, kita nggak tau mau kemana dan mau ngapain. Cuma muter-muter cari konter kartu paketan yang harganya lebih murah dibanding yang lain (meskipun masih mahal juga sih karena tempatnya di bandara). Ohya, ternyata, berdasarkan pengamatan dan survey kami, harga kartu paketan termurah adalah yang kami jumpai pertama kali ketika keluar dari pesawat, which is masih di dalam bandara banget, sebelum masuk ke imigrasi. Akhirnya, kami putuskan beli dua untuk berlima. Satu untuk kelompokku dan satu lagi untuk kelompok Eky. Kalau nggak salah harganya RM 35 (RM 1 = Rp 3.620), dan harus menunjukkan passport untuk registrasinya. Well done, urusan paketan! Kami pun mencari mushola untuk melaksanakan shalat Dhuhur, sebelum akhirnya menuju ke penginapan.

Berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa channel traveling di youtube, untuk menuju ke beberapa tempat di Kuala Lumpur, kami harus pergi ke KL Sentral dulu. Nah disini drama dimulai, setelah shalat, kami muter-muter airport hanya untuk cari loket pemesanan bus. Ohya, plusnya pergi ke Malaysia, kita nggak perlu bingung akan bahasa, karena mereka juga bisa memahami Bahasa Indonesia. Dengan membawa koper dan ransel serta handbag, kami menyusuri sudut-sudut KLIA 2. Alhamdulillah, akhirnya loket pemesanan bus pun bisa kami temukan dan ketika pesan tiket itu si mbaknya bilang jadwal keberangkatan bus kurang 7 menit lagi. Akhirnya, tanpa pikir panjang, kami langsung lari nyari bus tujuan KL Sentral. Di luar, banyak bus berjejer, di tiket sih tertulis di gate A7, nah sementara, pada saat itu gate A7 nggak ada busnya. Kami lari sambil narik koper ke gate A6, kata si kondektur ke A8, kami lari ke A8, eh katanya ke A6. Hmmm, gini toh rasanya ditarik ulur. Akhirnya, kami cek lagi dah itu tiketnya, ternyata di A7, kami pun langsung memastikan ke petugas di gate A7, dan benar, ternyata busnya malah belum datang. Ya salam :’) Tapi, nggak papalah, daripada telat wkwkwk. Ohya, harga tiket bus per orang RM 12.

Kurang lebih lima menit, akhirnya bus yang kami tunggu datang juga. Kami pun masuk, dan lega, bisa istirahat. Perjalanan dari KLIA 2 ke KL Sentral kurang lebih sekitar satu jaman. Alhamdulillah bisa dipake buat tidur, meski sebentar. Sekitar jam tiga sore, kami tiba di KL Sentral. Nah, disini kami kebingungan lagi, mau order grab ke hotel, tapi nggak tau kami sedang di titik KL Sentral yang mana wkwkw. Akhirnya, kami memutuskan untuk jalan kaki keluar KL Sentral. Dan…voila!

Setelah berbagai drama yang ada, ini foto selfie pertama kami. Diambil di saat kami bingung menentukan picking up point grabnya hahaha. Muka lelah sok bahagia banget :’)

Karena emang cuaca lagi mendung yak, eh tiba-tiba gerimis, waktu kami nunggu grabnya. Akhirnya si bapak grab datang, kami pun bergegas masukin koper ke bagasi dan masuk mobil. Nggak lama setelah itu, hujan deres. Alhamdulillah, sudah di dalam mobil hehehe. Sambil menikmati panorama Kuala Lumpur di sore hari, kami ngobrol renyah dengan si bapak driver sampai akhirnya nyampe di tujuan kami. Yak, hotal murah ala backpacker yang letaknya strategis di pusat kota. Kami memesan dua kamar untuk dua malam yang sudah bisa kami gunakan untuk istirahat setelah proses check in. Kami memutuskan untuk jalan-jalan usai shalat Maghrib. Dan yang menjadi tujuan pertama kami adalah Alor Street.

Alor Street


pada excited bisa lihat twin tower pas baru turun dari grab :')
Dari hotel ke Alor street kami tempuh dengan naik grab. Padahal sebenernya dekat sih kalau jalan kaki. Cuma, karena kami pemula dan untuk saving time, jadi kami putuskan ngegrab. Jadi, Alor Street artinya Jalan Alor adalah sebuah destinasi kuliner yang wajib dikunjungi ketika kamu berada di Kuala Lumpur. Kamu akan menemui berbagai macam kuliner, dari yang jajanan ringan, minuman, sampai makanan berat. Ohya, karena 3 suku terbesar di Malaysia adalah Melayu, China, dan India. Maka, kamu akan banyak menjumpai restoran-restoran yang menjual Chinese food. Begitu juga di Jalan Alor ini. Tapi, kamu nggak perlu khawatir, karena masih banyak juga makanan yang halal disini. Di sini juga akan banyak pengamen yang akan menemani santap malam kamu bersama partner travelingmu. Kami pun menyusuri sampai ujung jalan, dan memutuskan makan nasi lemak khas Malaysia.




Usai makan, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan jalan kaki. Tentunya, bermodalkan GPS yang mungkin memakan waktu sekitar 20 menitan. Beberapa hal yang kami temukan selama perjalanan menuju ke hotel.

ala-ala Jalan Tunjungan, Surabaya







Sesampainya kami di hotel, kami memutuskan menggelar konferensi meja bundar guna berkordinasi untuk keberangkatan konferensi yang sebenarnya di keesokan harinya. Well, time to rest setelah seharian berdrama ria. :')

To be continued...

You Might Also Like

0 komentar