The Day Malaysia #2

October 15, 2018

Sabtu, 22 September 2018

Setelah menggelar konferensi meja bundar dan berkontemplasi terkait akan naik apa besok ke venue konferensi dan sebagainya. Akhirnya, kami memutuskan naik grab dari SS City Hotel menuju ke International Islamic University Malaysia. Kurang lebih setengah jam kami sudah sampai di UIA atau Universiti Islam Antarabangsa (orang Malaysia lebih akrab dengan sebutan ini). Well, pertama kami turun dari grab, kami sangat amazed dengan kondisi kampusnya yang MasyaAllah banget. Pertama, doi bertempat di dataran tinggi dan kebetulan saat itu Malaysia lagi musim hujan. Jadi, bener-bener adem. Kedua, suasananya masih alami banget. Banyak pohon-pohon, ijoooo gitu. Ditambah bangunan-bangunannya megah dan ala-ala Turki (kayak pernah ke Turki aja wkwk). Sangat cocok untuk menuntut ilmu. Terlebih kita pasti membutuhkan suasana senyaman ini kalau-kalau lagi suntuknya dengan tuntutan perkuliahan.

Oke, kembali ke cerita. Dari depan rektori (rektorat) kami jalan mencari Kuliyyah of Engineering, yaitu venue konferensi kami. Setelah muter-muter sembari exploring IIUM, kami pun melakukan registrasi ulang dan sudah diperbolehkan masuk venue. Sekitar pukul 9, acara dimulai yang dipandu oleh 2 MC. Pembacaan tilawah dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh ketua panitia, ketua PPI Malaysia chapter IIUM, dekan dari Kuliyyah of Engineering serta perwakilan KBRI yang kemudian dilanjut dengan dibukanya agenda AYC 2018 ini secara simbolis dengan pemukulan gong. Sebelum masuk ke sesi konferensi, seluruh audiens disuguhkan penampilan musik tradisional Malaysia.






Konferensi berjalan selama 4 sesi dengan keynote speakers yang semuanya orang Indonesia. Materi yang dipaparkan pun menarik, seputar strategi dan mostly talked about economic stuffs untuk menyongsong Revolusi Industri 4.0. Aku yang notabene dari cluster soshum tried to involve banget dalam penyampaian materi. Ada yang membahas seputar gas negara serta ada juga materi mengenai wacana jaringan 5G. Untungnya, ada 1 sesi dimana materinya membahas tentang sosial media yang disitu aku bisa paham pembahasaanya. Sebuah hal yang akan selalu menarik bagi siapa saja, nggak peduli dari cluster apa. Alasannya yak arena hal itu selalu bersinggungan dan beriringan dengan kehidupan kita. Sesi terakhir membahas lebih dalam mengenai metode-metode penelitian. Dengan disampaikannya sesi 4 sebagai penanda bahwa agenda pertama konferensi telah selesai.





Dipisahkan dengan jeda break shalat dan makan. Sesi presentasi akan dilakukan setelahnya. I was very nerveous since I have not been joining this kind of event. Ini pertama kali ikut konferensi selama di kuliah. Nggak dipungkiri rasa gugup itu pasti ada. Nderedeg, kalau-kalau kelupaan materi pas lagi presentasi di depan. Ah, nggak lucu rasanya. Dengan ketersediaan waktu hanya 3 menit untuk pemaparan materi dengan kompleksitas isinya harus tersampaikan merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi kami para peserta. Bertempat di GAMMA 74 (kalau nggak salah), aku dan tim masuk ke ruangan. Kebetulan kelompok kami, urutan ketujuh untuk presentasi. Ohya, fyi, sebeanrnya cluster paper kami ini masuk ke dalam sosial. Tapi, nggak tau kenapa kami dikelompokkan ke cluster ekonomi dan bisnis. Jadi, di dalam ruangan itu, mostly peserta mengangkat isu-isu ekonomi. Setelah peserta keempat, lima, enam dan akhirnya giliran kelompokku. Tiga menit ditambah beberapa menit sesi tanya jawab berjalan nggak berasa. Well, setelah beberapa pertanyaan yang masuk, akhirnya aku bisa duduk lagi. Whoaaah! Alhamdulillah bener-bener lega, meski masih banyak banget kurang selama presentasi. Yet, at least, I did it!



Seluruh peserta sudah mempresentasikan papernya, kami pun langsung istirahat dan shalat sembari menunggu pengumuman. Menyusuri setiap lorong Kuliyyah of Engineering yang klasik yang patut untuk diabadiakan hehehe. Kami juga mampir ke kantin untuk sekedar berbincang atau menyantap makanan dari panitia. Setelah istirahat, sesi penghargaan untuk best presenter dan paper dimulai. Sayangnya, tim kami nggak berhasil menyabet reward itu. Ya soalnya aku mikir, “aku mah lancar presentasi aja udah Alhamdulillah, nggak muluk-muluk berharap menang”. Mental tempe yang harus dibuang jauh-jauh dan berujung penyesalan. Terlalu rendah diri kadang membuat diri kita sendiri nggak berharga, ya sebab mulut dan pemikiran kita sendiri. So, now, I have a target, di konferensi atau event sejenis kudu bisa nyabet salah satu kategori pemenang. Well, aamiin. Hehe. Pengumuman selesai. Seluruh peserta bisa langsung mengambil sertifikat.

Kami berlima ditemani Salma (mahasiswi UNAIR yang sekarang sedang exchange di IIUM) menyusuri area kampus sambil dia jelasin beberapa hal mengenai kampus tempat dia studi sekarang. Sekilas menapaki halaman masjid kampus, kami menuju ke depan gedung rektorat. Alih-alih nantinya bisa langsung pesen grab disana. Eh saking asiknya, sampe udah masuk waktu maghrib. Akhirnya, kami kembali ke masjid untuk shalat maghrib dan bergegas untuk pesen grab. Jadi, salah satu hasil dari konferensi meja bundar pada Jumat malam, kami memutuskan untuk nonton film Munafik 2 di Berjaya Times Square. Film yang belum rilis di Indonesia. Semua ini karena inisiasi dari Diki, biar dapat suasanya berbeda katanya. Film ini seremnya banget banget, tapi di balik sisi itu, banyak hal dan nilai-nilai kehidupan yang bisa dipetik.

Durasi filmnya kurang lebih 2 jam which is itu sekitar jam 11 kalau nggak salah. Kami pun keluar dari bioskop dan memutuskan ke hotel jalan kaki karena memang deket banget. Setelah sampe di hotel, istirahat dan shalat, kami turun lagi nyari makan malam lagi-lagi nasi lemak wkwk. Sedikit ngobrol tentang destinasi yang bakal dikunjungi di hari esoknya. Usai makan, kami pun balik lagi ke hotel dan istirahat. Good night!



\



To be continued.

You Might Also Like

0 komentar