10 Juta untuk Palestina

January 01, 2019

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Picture: Unsplash.com

Hari pertama di tahun 2019, bagaimana kabar kalian? Saya yakin, kalian sedang semangat-semangatnya menggenggam dan berusaha mewujudkan sekian list resolusi yang sudah dibuat di hari sebelumnya, bukan? Begitu pun dengan saya, karena saya percaya bahwa awal yang baik akan mempengaruhi bagaimana yang selanjutnya akan terjalani. Meskipun, langkah perjalanan ini bergantung bagaimana akhir dari keadaan kita ketika berjuang di sakaratul maut. Tapi, setidaknya, mengawali sesuatu dengan hal yang baik akan memacu diri kita untuk terus berbenah sebagai perwujudan atas status hamba yang kita sandang ini dengan sebaik-baiknya.

Tadi malam, saya dan sahabat saya mengikuti salah satu agenda untuk muhasabah akhir tahun. Salah satu agendanya adalah Tabligh Akbar yang disampaikan langsung oleh seorang Syekh dari Palestina, Syekh Yusuf, yang didampingi dan dimoderatori oleh salah satu pengurus KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina). KNRP adalah sebuah lembaga kemanusiaan yang concerns terhadap permasalahan Masjid Al-Aqsa dan isu kemanusiaan di Palestina. KNRP sudah banyak melakukan kegiatan yang berisi seminar, ceramah yang bertujuan untuk menggalang dana dan opini masyarakat agar lebih aware dengan permasalahan yang sedang dialami saudara kita di Palestina (selengkapnya, cek KNRP). Diawali dengan penyampaian materi mengenai sejarah Palestina dan Masjid Al-Aqsa yang kemudian diakhiri dengan pemutaran video dokumenter bagaimana kondisi saudara-saudara kita di sana. Mustahil untuk tidak tersentak. Karena cukup menjadi manusia untuk peduli dengan manusia yang lain. Cukup menjadi manusia untuk mempunyai rasa humanis.

Setelah pemutaran video, salah seorang pengurus KNRP bersama dengan rekannya menjelaskan lebih detail bagaimana permasalahan yang ada di Masjid Al-Aqsa. Bagaimana Israel dengan getolnya berusaha untuk merebut tempat suci itu. Tempat suci yang notabenenya milik kita, iya, saya dan kamu juga. Dengan berbekal sebuah pigora yang di dalamnya terdapat ukiran mewah Masjid Al-Aqsa, beliau menjelaskan. Sampai pada sesi dimana beliau menawarkan pada jamaah, siapa kah yang tergerak hatinya untuk berdonasi 10 juta di malam itu.

Iya, 10 juta. Saya pun tertegun, "Ada ta?" dengan perasaan degdegan.

Penawaran pertama. Belum ada seorang pun yang maju. Bapak tersebut terus menjelaskan bagaimana di setiap safarinya, selalu ada orang-orang yang Allah kirim dan merelakan 10 jutanya untuk Palestina. Beliau juga bertutur kisah, bagaimana mereka dibalas kebaikan berkali-kali lipat oleh Allah. Kontan!

Akhirnya, saya nggak tau kenapa air mata saya tiba-tiba mengalir. Ketika penawaran berikutnya, salah seorang ibu bersama dengan anaknya maju dan bersedia untuk mendonasikan rejekinya bukan main, 10 juta. Kita sepakati saja untuk menyebutnya, membelanjakan harta di jalanNya. Bukan jumlah yang sedikit bagi saya. Namun, bagi beliau yang hatinya sudah tertaut pada Allah, itu hanya nominal kecil. Setelah ibu tersebut, beberapa orang mulai menyusul langkahnya. Kurang lebih ada sekitar 5 makhluk Allah yang saat itu tergerak hatinya untuk shodaqoh sebesar itu. Ya Allah, semoga Engkau lancarkan rejekinya. Semoga pelajaran ini nggak mengurangi keikhlasan beliau-beliau dalam beramal. Saya yang saat itu hanya jadi 'penonton', hanya bisa berdoa untuk kebaikan-kebaikan beliau, sembari memohon agar saya juga kelak Allah mampukan. Allah jadikan saya sebagai muslim yang kaya, kaya hati juga rejeki. Aamiin.

Detik demi detik, menit demi menit. Kini penawaran itu diturunkan menjadi 1 juta. Semakin banyak muda-mudi yang maju. Lagi-lagi, air mata saya nggak bisa dibendung. Merinding. Bahkan saat saya menulis ini pun, masih kerasa banget energinya. Ya Allah sekali lagi, mampukan saya kelak untuk mengikuti jejak langkah mereka. Mampukan kami. Berilah perlindungan yang berarti untuk saudara-saudara kami di Palestina. Ganjarlah firdausMu untuk mereka yang syahid mendahului kami.

Allah, selalu ada cerita indah di setiap episode kehidupan hamba yang Engkau susun. Allah, terima kasih.

You Might Also Like

0 komentar