Ditampar Spion

January 12, 2019

Pagi ini -sudah menjadi rutinitas selama liburan-, saya mengantar adik bungsu saya ke sekolah. Seperti biasa pula, saya seringkali merefleksikan sesuatu kejadian atau apapun bahkan menyanyi (so awkward memang hihi) ketika sedang berkendara. Sepulang dari mengantar adik, saya tiba-tiba kepikiran tentang mindfulness, bagaimana saya harus benar-benar belajar menerapkan hal tersebut. Bagaimana saya harus sadar penuh atas apapun yang saya lakukan pada saat tertentu atau sesimpel membalas pesan. Intinya berbagai hal saat itu sedang malang melintang di pikiran saya.

picture: unsplash
Tiba-tiba...karena berkendara dengan kecepatan lumayan dan kondisi jalan yang agak bergelombang, eh, spion kiri saya terjatuh :D
Iya kondisi spion saya memang memprihatinkan sejak beberapa bulan yang lalu. Ada niatan untuk repair tapi nggak disempetin karena males ke bengkel sampe akhirnya dia berontak. Si spion ini seolah menegur saya dan berkata,

"Sok-sokan mikir mindfulness, orang lu aja nyetir nggak sadar penuh." Kalau kata orang Jawa mungkin, "Kapok!"

Bingung juga, mau ngambil, tapi kondisi jalan lagi rame dan akhirnya saya melanjutkan berkendara sambil ketawa dan kebingungan. Di sisi lain, pikiran saya seolah mengiyakan olok-olokan di spion ini.

Ohya, sebelumnya, akhir-akhir ini, saya tertarik dengan self-improvement, self-care, minimalism dan beberapa hal lainnya. Salah satu topik yang menarik adalah mindfulness atau sadar penuh hadir utuh. Saya pernah sekali mendengarkan podcast lecture dari Bapak Adjie Santosoputro yang akhirnya membuka pikiran saya bahwa mindfulness memang sangat penting untuk diterapkan dalam setiap lini kehidupan kita. Dengan itu, kita akan melakukan apapun dengan kesadaran penuh serta kehadiran utuh. Bukan kita ikut rapat tapi pikiran ke kantin atau tugas yang belum kunjung usai dan sebaliknya. Lebih dalam lagi, ini juga berkaitan dengan fokus. Simply, karena saya orangnya nggak bisa multi tasking, jadi nasehat beliau masuk banget, klop sama saya. Intinya ya, what you are facing right now, face it, do it! Termasuk ketika sedang berkendara.

Beberapa jam kemudian, saya kembali menjemput adik dan berniat ke suku cadang untuk membeli ganti si doi yang sudah pergi. Eh, spion maksutnya. Nah, satu hal yang saya sadari adalah, selama perjalanan dari rumah sampai kembali ke rumah lagi, saya selalu memperhatikan spion milik orang-orang yang berkendara di sekitar saya. Like literally memperhatikan. Nah loh, apa pelajarannya?

Jadi, dari sini, saya bisa menyimpulkan, bahwa memang benar, terkadang kita baru menyadari suatu hal itu berharga ketika kita sudah nggak lagi memilikinya. Spion, beberapa kali saya ditegur ibu, teman dan saudara untuk segera memperbaiki atau menggantinya. Tapi, nggak saya indahkan. Sampai akhirnya, dia sendiri yang menegur saya. Lol.

Belum cukup sampai disitu, karena saya hanya membeli satu spion (kiri) sebab harganya yang lumayan buat saya, toh si kanan juga masih bagus dan layak. Akhirnya, setelah pergi dari bengkel, saya tersadar bahwa ternyata tangkai kedua spion saya nggak simetris T_T nah loh hahaha. Eh, tapi kaca keduanya oke kok.

By the way, thank you my left spy. Sorry for ignoring you. Huhu.

You Might Also Like

0 komentar