Secercah Harapan untuk Semester 8

January 07, 2019

Beberapa hari yang lalu, saya mengajak sahabat-sahabat saya untuk berkunjung ke SMA kami, SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik. Berhubung beberapa dari kami sudah masuk pada rutinitasnya masing-masing. Ada yang ngajar, kerja atau bahkan kewajiban ngelab. Akhirnya, kami memutuskan berangkat meski hanya bertiga. Saya juga nggak tau kenapa rasanya kangen aja sama semua hal tentang SMA. Emang agak lebay sih hehe. Kalau orang bilang masa-masa SMA adalah yang paling indah, saya akan jadi orang barisan depan yang mengaamiini. Nyatanya memang demikian. 

picture: unsplash
Alhamdulillah tepat sasaran. Saya ditakdirkan oleh Allah berjumpa kembali dengan dua sosok guru yang sudah lama saya rindukan. Beliau adalah orang terdepan yang selalu menyupport saya. Bahkan, ketika tau saya diterima di Sastra Inggris UNAIR pada masanya, beliau ke rumah saya dan membekali beberapa buku Bahasa Inggris. Masya Allah, Pak, semoga sehat selalu! Selain beliau, ada bapak wali kelas yang super duper sabar dan baik, selalu menenangkan. Seorang guru agama yang selalu berpesan kepada saya untuk nggak lupa dengan apa yang sudah diajarkan di sekolah. Pak Zaki Mubarok. Semoga selalu Allah limpahkan keberkahan ya, Pak! Semoga kesehatan dan keberkahan juga senantiasa Allah limpahkan kepada bapak dan ibu guru serta pegawai yang lain.

Saya belajar banyak dari pertemuan hari ini. Tentang betapa pada masanya, Allah mengaruniakan banyak sekali nikmat yang luar biasa menurut saya. Dulu, saya begitu percaya diri dan selalu berani dengan tantangan baru. Entah kenapa, pada beberapa kesempatan di masa sekarang, saya merasa berbalik sekian derajat. Hari ini, Allah seolah menunjukkan saya untuk bangkit kembali. Betapa beliau-beliau selalu mengingat saya dengan hal-hal yang seharusnya tetap bisa saya lakukan saat ini. InsyaAllah, Pak, Bu dengan restu panjenengan saya bisa. Aamiin.

Selain itu, obrolan agak panjang juga terjadi dengan salah satu guru yang dulu sering ngobrol dengan saya. Beliau banyak berpesan tentang dunia pasca kampus. 

"Kadang urip iku sawang sinawang, nduk. Termasuk dalam pekerjaan. Pokoknya, apapun yang kamu kepingini ya usahakan dari sekarang."

Kalau saya boleh menyimpulkan dari cerita beliau, dari aspek tertentu, ada dua jenis pekerja, satu, yang orientasinya materi dan yang orientasinya kebahagiaan sejati. Beliau menyampaikan,

"Saya ini dulu segala pekerjaan saya jalani. Mulai dari sales, kerja di perusahaan yang seringkali dikejar target, sampai jadi guru ini. Dan satu hal, yang membuat saya ngerasa paling bahagia dan tenang adalah jadi guru. Meskipun, kalau dibanding dengan kerja di perusahaan dapatnya nggak sebanding. Tapi, insyaAllah apapun yang saya kepingini dicukupkan, nduk. Allah Maha Baik, dan guru itu selalu dapat berkahnya Allah. Kamu kalau orientasinya materi, jangan jadi guru. Nggak akan sanggup dan nggak akan bertahan. Saya jadi guru juga atas arahan orang tua."

"Kamu, meskipun bukan Pendidikan Bahasa Inggris, kalau pengen ngelamar kerja di sini ya monggo. Disiapkan kuliah lanjutan akta 4 nya. Tapi, kalau kamu nggak pengen ngajar ya nggak papa, nduk. Semuanya diniatkan karena Allah."

Selain masalah tersebut, beliau juga menganjurkan saya untuk bersiap. Belajar banyak hal. Ah, Bapak. Saya jadi berpikir, ternyata banyak orang-orang yang menaruh harapan untuk kita, untuk kebaikan kita. Ternyata banyak orang yang mendoakan kelancaran urusan kita. Maka, ketika kita menerima satu keberuntungan tidak sepatutnya hanya berbangga pada usaha kita semata. Banyak yang ringan tangan mengangkat tangannya untuk kita. Maka, sebagai orang yang didoakan, sebagai yang diharapkan, sudah sepatutnya kita mewujudkan dan membalas energi yang sudah mereka gunakan untuk kita.

Sepertinya, saya semakin memperlebar pembahasan hehe. Jadi, saya cukupkan disini ya. Terima kasih, Pak, semua yang saya dengarkan pagi ini seolah merecharge semangat saya untuk lebih giat. Terima kasih Ya Allah, skenarioMu pagi ini seolah memberi secercah harapan untuk menuntaskan apa yang sudah saya mulai di Bahasa dan Sastra Inggris. Mengantongi restu dan doa beliau-beliau, semoga saya nggak  akan mengecewakan. Tunggu kabar sukses saya beberapa waktu lagi ya, Pak!

Salam sayang dari muridmu,
Ayu Maulina.

You Might Also Like

0 komentar